satu persatu

Minggu, 17 Maret 2013

terdiam
melihat sebuah nama
entah mengapa nama itu masih jelas terukir
sungguh tak ingin aku menghapus nama itu
jika mengingat betapa berartinya sang pemilik nama
namun, rasanya ingin aku membuang nama itu
jika mengingat, betapa menyakitkannya sang pemilik nama

masih terdiam
setetes, dua tetes, tiga tetes airmata pun jatuh
menahan rasa sakit saat mencoba menghapus satu persatu hurufnya
nama itu terukir terlalu dalam
terlalu dalam, hingga meski nama itu hilang
bekasnya tetap ada

sering kali mencoba menutup mata
mencoba bernafas secara normal
aku tak bisa

ingin bertanya pada sang pemilik nama

bagaimana cara menghilangkan perasaan itu ?
perasaan yang tak hanya satu dua hari kau tanam
atau memang satu persatu perasaan itu telah kau buang perlahan
perlahan hingga habis, hingga namaku hilang

0 komentar:

Posting Komentar